Menurut Abine Hanafi (2011: 21), penyebab pertama seorang anak merokok karena orang tuanya adalah perokok. Anak akan tergoda untuk mencoba jika setiap hari dia menyaksikan orang tuanya asyik melahap rokok di depan matanya. Nampaknya lezat, begitu barangkali awalnya dalam pikiran si anak melihat gumpalan-gumpalan asap keluar dari mulut bapaknya. Akhirnya bisa ditebak, lambat laun sang anak menapaki jejak yang sama dengan bapaknya menjadi "ahli hisab".
Abine Hanafi (2011: 23) juga mengatakan bahwa disamping orang tua, teman dan lingkungan pergaulan bisa juga mempengaruhi seseorang menjadi perokok. Berteman dengan perokok merupakan faktor kedua yang mungkin bisa menyebabkan seorang anak merokok. Meski tidak ada anggota keluarganya yang merokok, namun karena setiap hari berkumpul dengan anak-anak sebaya yang merokok bisa menyebabkan seseorang menjadi perokok. Melihat teman-temannya nampak macho ketika merokok plus puluhan kali rayuan untuk mencoba satu atau dua hisapan biasanya cukup ampuh meruntuhkan daya tahan seorang anak yang sebelumnya tidak merokok. Awalnya mungkin sekedar iseng mencoba, sungkan menolak ajakan atau menghormati teman. Namun karena setiap hari begitu tidak butuh waktu lama untuk membuatnyapun menjadi pecandu.
Penyebab yang ketiga mengapa anak merokok menurut Abine Hanafi (2011: 24), adalah salah mempersepsikan rokok. Bagi anak-anak yang merokok tidak jarang merasa dengan merokok dirinya sudah dewasa. Dengan kata lain merokok merupakan simbol kedewasaan bagi seseorang, khususnya anak laki-laki. Persepsi yang ngawur tersebut dianut sebagian anak-anak dan remaja yang menjadikan rokok sebagai bagian dari gaya hidupnya.
Masih banyak penyebab yang mungkin dijadikan alasan seorang anak sehingga ia merokok. Bisa jadi karena tidak memiliki prestasi yang layak dibanggakan dalam lingkup sekolahnya baik akademik maupun non akademik sehingga merokok supaya bisa sedikit bangga di depan teman-temannya. Bisa pula beralasan sering stress karena masalah ini dan itu sehingga perlu merokok beberapa batang sebagai sarana refreshing sesaat.
Faktor Penyebab Anak Merokok |
Menurut Dunia Pendidikan Konselor (2011: 6), Latar belakang remaja merokok memiliki banyak penyebabnya. Penyebab tersebut antara lain :
a. Pengaruh orang tua
Seorang anak menjadi perokok karena kondisi orang tuanya dirumah. Orang tua yang sering terlibat pertengkaran atau orang tua yang hanya mementingkan pemenuhan kebutuhan materi saja pada anak, biasanya anak tersebut akan mencari pelampiasan dirinya untuk diakui. Pelampiasaan yang dicari anak tersebut salah satunya adalah dengan rokok, sebab dengan rokok anak tersebut akan mendapat kepuasaan dan ketenangan batin dari masalah yang dihadapinya terutama apabila orang tuanya sering terlibat percekcokan.
Sedangkan orang tua yang kurang perhatian, mereka akan membiarkan saja anaknya merokok tanpa memberikan hukuman atau teguran sebab mereka lebih mementingkan pemenuhan materi pada anak dan membiarkan saja anaknya menjadi seorang perokok. Selain itu, anak terkadang mencuri perhatian orang tuanya dengan menjadi perokok dan dari rokok anak bisa belajar menipu orang tuanya sebab orang tuanya melarang merokok tapi anak tersebut menipu orang tuanya dengan tetap merokok diluar.
b. Pengaruh teman
Pengaruh teman yang menyebabkan anak menjadi seorang perokok sangat besar. Terkadang untuk memasuki lingkungan pergaulan anak harus mengikuti apa kebiasaan yang ada. Apabila teman-temannya merokok maka biasanya anak itu akan ikut merokok juga. Anak tersebut, apabila anak merokok sendiri merasa sangat puas sebab telah diterima oleh kelompok sosial dalam hal ini sebaya sebab anak telah menjadi perokok dan anak bisa mengambil hati teman-temannya dengan memberikan mereka rokok dan merokok bersama mereka.
c. Faktor kepribadian
Kepribadian anak sangat mempengaruhinya menjadi perokok, sebab tingkat keingintahuan anak sangat tinggi. Saat keinginannya untuk mencoba rokok tumbuh dan anak mencoba rokok tersebut, yang sangat berbahaya apabila anak menjadi ketagihan dan akhirnya menjadi perokok aktif.
d. Pengaruh iklan
Pengaruh iklan rokok sangat dominan menjadikan seorang anak menjadi perokok. Bahaya merokok yang sering ditampilkan dalam iklan tersebut sering kali dikaburkan, bahkan hanya ditayangkan sekilas saja sehingga anak tidak memperhatikan bahaya merokok tersebut, tetapi hanya melihat iklan merokok. Selain itu beberapa iklan rokok juga menampilkan beberapa merek rokok tertentu itu tidak berbahaya dan sedikit memiliki resiko sebab rokok tersebut mahal dan membuat ia menjadi sangat bergengsi ditengah lingkungannya. Hal-hal inilah yang mendorong anak untuk menjadi seorang perokok.
Menurut Dunia Pendidikan Konselor (2011: 7-8), dalam menjadi seorang perokok, terdapat tahap-tahap seorang anak menjadi perokok , tahap-tahap tersebut antara lain:
a. Tahap prepatory, yaitu tahap dimana penggambaran rokok sebagai sesuatu yang menyenangkan dengan melihat, mendengarkan, dan membaca rasa nikmat yang ditimbulkan dari rokok tersebut.
b. Tahap initation, yaitu tahap perintisan seseorang menjadi perokok, yaitu apakah ia akan terus merokok atau tidak
c. Tahap becoming a smoker, yaitu apabila ia telah merokok 4 batang per hari, maka anak tersebut memiliki kecenderungan akan menjadi perokok.
d. Tahap maintenence of smooking, yaitu merokok dijadikan sebagai tahap pengaturan diri sebab dengan rokok tersebut ia akan merasa dapat memenuhi kebutuhan fisiologisnya
0 komentar