Setiap manusia membutuhkan energi untuk melakukan aktivitas dan latihan sehari-hari. Sumber energi tak langsung dalam tubuh adalah makanan. Makanan mengalami serangkaian reaksi kimia/metabolisme akan membentuk ATP yang merupakan sumber energi langsung dari tubuh (Noerhadi: 2006: 30). Didalam tubuh terdapat 2 sistem untuk menghasilkan energi, yaitu sistem energi anaerobik (tidak memerlukan oksigen) dan sistem energi aerobik.
1. Sistem Energi Anaerobik
Energi anaerobik merupakan salah satu proses katabolisme yang tidak menggunakan oksigen bebas sebagai penerima atom hidrogen (H) terakhir, tetapi menggunakan senyawa tertentu (seperti : etanol, asam laktat). Sistem energi anaerobik dibedakan menjadi 2, yaitu anaerobik alaktik (tidak menghasilkan asam laktat) dan anaerobik laktik (menghasilkan asam laktat).
a. Sistem energi anaerobik alaktik
Sistem ini menyediakan energi siap pakai yang diperlukan untuk permulaan aktivitas fisik dengan intensitas tinggi sumber energi diperoleh dari pemecahan simpanan ATP dan PC yang tersedia didalam otot. Menurut Jensen (1994: 12) yang dikutip oleh Djoko Pekik (2009: 34) menyatakan pada aktivitas maksimum sistem ini hanya dapat dipertahankan 6-8 detik, agar otot dapat berkontraksi, maka ATP yang telah dipergunakan perlu dibentuk kembali melalui pemecahan senyawa phosphocreatine (PC) yang juga tersimpan dalam otot. 1 senyawa phosphate yang terdapat dalam PC akan berikatan dengan senyawa phosphat yang terdapat dalam ADP untuk membentuk ATP.
b. Sistem energi anaerobik laktik
Aktivitas fisik yang terus beranjut sedangan penyediaan energi dari sistem anaerobik alaktik sudah tidak mencukupi lagi, maka energi akan disediakan dengan cara mengurangi glikogen otot dan glukosa darah melalui jalur glikolisis anaerobik (tanpa bantuan oksigen), glikolisis anaerobik mengahasilkan 2-3 ATP, juga menghasilkan asam laktat. Asam laktat yang terbentuk dan tertumpuk menyebabkan sel menjadi asam yang akan mempengaruhi efisiensi kerja otot, nyeri otot, dan kelelahan.
2. Sistem Energi Aerobik
Energi aerobik adalah reaksi katabolisme yang membutuhkan suasana aerobik sehingga dibutuhkan oksigen, dan reaksi ini menghasilkan energi dalam jumlah besar. Energi ini dihasilkan dan disimpan dalam bentuk energi kimia yang siap digunakan, yaitu ATP. Sistem aerobik memrelukan kira-kira dua menit atau lebih untuk memulai memproduksi energi dalam merentesis ATP dari ADP+p. denyut jantung dan pernafasan harus ditingkatkan secara memadai untuk membawa sejumlah oksigen yang dibutuhkan ke sel otot sehingga glikogen dapat dipecah melalui hadirnya oksigen. Proses penyediaan energi dalam tubuh meliputi sistem energi anaerobik alaktik, anaerobik laktik dan aerobik tersebut bekerja secara serempak sesuai denga tingkat intensitas dan lama aktivitas sehingga sistem energi sering disebut sebagai sistem energi predominan.
Masing masing energi memiliki kelebihan dan kekurangan antara lain: sistem energi anaerobik alaktik yang sangat cepat menghasilkan energi, tidak menghasilkan asam laktat, namun jumlah energi yang dihasilkan sangat sedikit dan hanya dapat dipergunakan untuk kontraksi otot beberapa detik saja. Sistem energi anaerobik laktik menghasilkan energi secara cepat, jumlah ATP lebih banyak yang dapat dipergunakan kontraksi lebih lama, namun terdapat asam laktat, sebaliknya sistem aerobik menghasilkan energi dalam waktu relatif lama, namun jumlah energi yang dihasilkan lebih banyak sehingga dapat dipergunakan untuk gerakan yang lebih lama.
0 komentar