Anggar merupakan cabang olahraga yang dapat dilakukan oleh laki-laki maupun perempuan. Pada zaman purbakala sebelum ada senjata modern, setiap bangsa sudah beranggar untuk membela diri dengan menangkis ataupun menyerang. Yang dipergunakan adalah barang apapun juga, baik dari kayu maupun dari besi untuk menangkis bila mendapat serangan (Faidillah Kurniawan 2010:1)
Melihat dari sejarahnya, anggar ini menjadi aktivitas di kalangan ningrat yang ada di kerajaan. Untuk memperlihatkan keperkasaan seseorang, anggar sering digunakan untuk menjadi instrumen performa individu sebagai yang terbaik (Amung Ma’mun, 2003:7).
Sebagaimana diungkapkan oleh Mukhamad khamdan (2011: 2) Anggar adalah seni budaya olahraga ketangkasan dengan senjata yang menekankan pada teknik kemampuan seperti memotong, menusuk atau menangkis senjata lawan dengan menggunakan keterampilan dalam memanfaatkan kelincahan tangan. Dalam artian lebih spesifik, anggar adalah satu satu cabang olahraga yang diajarkan di sekolah-sekolah Eropa pada masa lalu dalam melatih keahlian dalam menggunakan senjata tajam yang akhirnya menjadi salah satu olahraga resmi di Olimpiade. Etimologi kata “anggar” berasal dari Bahasa Perancis “en garde”, bunyinya dalam bahasa Indonesia “ang-gar” yang berarti “bersiap”. Kata “en garde” digunakan sebelum permainan anggar dimulai, untuk member perintah “bersiap” kepada pemain.
Menurut Tomoliyus dan Faidillah Kurniawan (2007:11) dalam permainan anggar ada tiga (3) jenis senjata anggar, yaitu: Floret (FOIL), Degen (EPEE), dan Sabel (Sabre). Kesemua jenis senjata tersebut memiliki karakteristik pedang yang berbeda dan karakteristik peraturan yang berbeda pula.
Hakikat Olahraga Anggar
❖
Anggar
0 komentar