Sejarah Olahraga Panahan

Dari mana asal panahan, tidak dapat diketahui dengan pasti. Panahan merupakan senjata paling tua yang digunakan oleh manusia sejak 50.000 tahun lalu, bahkan lebih tua dari itu. Ahli Arkheologi memperkirakan dari lukisan di gua-gua yang sudah berumur 500.000 tahun, menemukan lukisan dinding yang menggambarkan penggunaan panah oleh manusia untuk melindungi dirinya dari binatang liar, dan sebagai alat untuk mencari makan. Dari lukisan tersebut, tergambar bahwa panah dipergunakan untuk berperang. 

Pertama kali turnamen/kejuaraan, lapangan dibatasi untuk menunjukkan pada penduduk dalam kondisi yang tertutup. Dalam Olympiade ke-XX di Munich, Jerman Barat yang diadakan pada musim panas tahun 1972 olahraga panahan termasuk olahraga yang memperoleh medali emas dan sudah berlangsung sejak tahun 1920. Apalagi setelah International Archery Federation (Federasi Panahan Internasional) berdiri tahun 1930, olahraga panahan menjadi lebih mudah dikendalikan.

Para pemanah potensial, kebanyakan terdiri dari anak muda. Dalam olahraga ini, banyak kemungkinan untuk mengembangkan ketangkasan memanah dalam waktu yang relatif singkat. Nation Collegiate Archery Coaches Association mempertemukan berbagai klub dan menjadi sponsor dalam berbagai kejuaraan panahan nasional, jumlah peserta telah bertambah dari 1,7 juta orang dalam tahun 1946, menjadi lebih dari 8 juta orang dalam tahun 1970. Dengan demikian, panahan telah menjadi olahraga dunia modern yang sangat popular dikalangan masyarakat

Di Indonesia terdapat organisasi yang menaungi olahraga panahan yakni PERPANI. Perpani adalah Persatuan Panahan Indonesia, perpani terbentuk pada tanggal 12 Juli 1953 di Yogyakarta atas prakarsa Sri Paku Alam VIII dan beliau menjabat sebagai Ketua Umum Perpani selama dua puluh empat tahun, dari tahun 1953 sampai dengan 1977. Indonesia menjadi anggota FITA (Federation International de Tir A ΔΉ arc) pada tahun 1959 dalam konggres di Oslo, Norwegia (Yudik Prasetyo, 2011: 1). 

Sejarah Olahraga Panahan (image : www.roystonarchery.org)


Load disqus comments

0 komentar